Masalah penanganan produk
hortikultura setelah dipanen (pasca panen) yang disebabkan oleh beberapa hal seperti
terjadinya respirasi yang berhubungan dengan pengambilan unsur oksigen dan
pengeluaran karbondioksida
(respirasi), serta penguapan uap air dari dalam produk tersebut yang dikenal
sebagai transpirasi.
Menurut Winarno (1988), pelapisan
lilin (Waxing) merupakan teknik penundaan kematangan dengan
tujuan untuk
mengambat sirkulasi udara dan menghambat kelayuan sehingga produk yang disimpan
tidak cepat kehilangan berat karena adanya proses transpirasi.
TEKNIK PELILINAN
Pelapisan dengan lilin pada buah dan
sayuran telah dilakukan sejak tahun 1920. Dimana bahan dari lilin tersebut
terbuat bukan dari proses kimiawi melainkan dari bahan alami seperti Carnauba
Wax, daun Palem Brasil, Candellia Wax, dari tanaman sejenis Euphorbia,
Shellac jenis food grade yang diperoleh dari sejenis kumbang di India dan
Pakistan.
Menurut
Pantastico (1996), pelilinan dapat mencegah kehilangan air 30 – 50 % dari
kondisi umum. Tebal lapisan lilin harus seoptimal mungkin. Jika lapisan terlalu
tipis maka usaha dalam menghambatkan respirasi dan transpirasi kurang efektifDengan
konsentrasi lilin yang semakin tinggi menutupi permukaan buah maka kehilangan
air akibat transpirasi dapat dicegah sehingga persentase susut bobot kecil.
Semakin tinggi konsentrasi lilin mengakibatkan semakin kecilnya rongga udara
sehingga proses respirasi dan oksidasi semakin lambat dan proses degradasi
klorofil terhambat, dengan demikian perubahan warna buah semakin lambat.
Berikut ini adalah konsentrasi
emulsi lilin optimal pada beberapa komoditas hortikultura yang diberikan pada
tabel sebagai berikut :
Tabel Konsentrasi emulsi lilin optimal pada beberapa
komoditas hortikultura
Komoditas
|
Konsentasi lilin optimal (%)
|
AlpukatApel
Cabe
Jeruk
Kentang
Mangga Alphonso
Nanas
Pepaya
Pisang Raja
Wortel
|
48
12
12
12
6
6
6
9
12
|
Sumber :
Balai Hortikultura
Berikut ini adalah komposisi dasar emulsi lilin 12 %
yang diberikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2. Komposisi dasar emulsi lilin 12%
Bahan
Dasar
|
Komposisi
|
Lilin
lebah
Trietanolamin
Asam oleat
Air panas
|
120 gram
40 gram
20 gram
820 gram
|
Sumber : Balai Hortikultura, 2002
Cara Pelapisan lilin untuk
buah-buahan
Setelah buah dipanen, buah disortir
dengan baik dengan kematangan yang seragam, kemudian buah dicuci dengan air
bersih, dibersihkan dengan cara disikat untuk membuang segala kotoran yang
menempel pada kulitnya dimana tentu proses ini akan menghilangkan lapisan lilin
natural tersebut dan ditiriskan. Kemudian buah dicelupkan ke dalam larutan
lilin benlate dengan konsentrasi tertentu selama 1 menit, lalu ditiriskan
kembali. Selanjutnya buah dicelupkan kedalam emulsi lilin selama 30 detik,
ditiriskan dan diangin-anginkan agar cepat kering dan pelapisan merata. Lilin
yang digunakan untuk memoles sekitar setengah kilogram dan dapat digunakan
untuk memoles sampai sekitar 160.000 buah atau sekitar 2 tetes lilin sudah
cukup untuk melapisi 1 buah.
DAFTAR PUSTAKA
Bennet, V.B., Eipeson, W.E. and Singh,
N.S., 1991. Wax Emultion for Fresh Fruits and Vegetables to Extend Their
Storage Life. Ind. Fd. Packer 25 (5).
Eckert, J.Q., 1996. Penyakit
Tanaman Budidaya Tropika dan Cara-cara
Pengendaliannya,
dalam Pantastico (Ed), Fisiologi Pasca Panen. Gadjah
Mada University
Press.Yogyakarta.
Iznaga, F.A., 1978. Harvesting
and Marketing.Escoagroservice Bull. No. 15, 23.
Winarno, F.G. 1988. Kimia
Pangan dan Gizi. Gramedia, Jakarta